sukarno dan pancasila
Ditulis oleh Kerjasama - UIN Malang Kamis, 31 Mei 2012 23:51 Dr.Ir. Soekarno adalah orang besar, pejuang kemerdekaan, pemimpin bangsa dan bahkan juga dikenal sebagai pemimpin revolusi bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dibacakan olehnya bersama Muhammad Hatta. Kemudian kedua tokoh bangsa ini dikukuhkan sebagai presiden dan wakil presiden. Oleh karena itu Dr.Ir. Soekarno disebut sebagai proklamator dan sekaligus sebagai presiden pertama Republik Indonesia.
Setiap pemimpin lazimnya memiliki pandangan, cita-cita, dan idiologi yang jelas. Konsep itu sekarang disebut dengan visi dan misi. Setiap pemimpin harus memilikinya. Tanpa visi dan misi yang jelas maka pemimpin bagaikan tidak memiliki arah dan orientasi. Selain itu, akibat lainnya, para bawahan atau bahkan rakyat yang dipimpin merasa tidak memiliki sesuatu yang ingin diraih dan atau diperjuangkan. Visi dan misi selain sebagai petunjuk arah perjuangan juga berfungsi sebagai kekuatan penggerak terhadap seluruh komponen yang dipimpinnya.
Pemimpin memerlukan kekuatan untuk menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya dan bahkan memang salah satu fungsi pemimpin adalah menjadi kekuatan penggerak itu. Ada beberapa kekuatan yang bisa digunakan untuk menggerakkan orang. Di antaranya adalah melalui peraturan, kesejahteraan, dan juga ancaman atau hukuman. Namun semua pendekatan itu, jika dikaji secara saksama ternyata membawa resiko. Menggerakkan orang lewat peraturan, ancaman atau hukuman akan melahirkan sikap-sikap formalisme. Demikian pula, lewat pendekatan kesejahteraan akan melahirkan sikap-sikap tamak, korup dan bahkan manipulatif.
Pendekatan lainnya yang justru lebih murah dan melahirkan fanatisme adalah melalui idiologi yang kuat dan jelas. Lewat idiologi akan lahir semangat berjuang dan sekaligus berkorban. Demikian banyak kita saksikan tokoh-tokoh politik berhasil merumuskan idiologi, hingga kemudian dicintai, didukung dan dibela dengan sepenuhnya. Akhirnya lewat idiologi itu masyarakat bergerak, tumbuh, dan berkembang. Idiologi adalah kekuatan penggerak yang luar biasa. Bandingkan dengan pendekatan yang bersifat materialistik, maka akan melahirkan mental dan bahkan budaya korup dan manipulatif.
Presiden Soekarno tidak saja memiliki visi dan misi yang jelas, tetapi adalah lebih dari itu. Proklamator ini memiliki ide, cita-cita, pandangan tentang bangsa dan negara yang akan dibangun secara jelas, dan kemudian didoktrinkan kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu, nama Dr.Ir. Soekarno, benar-benar masuk pada sanubari rakyat. Namanya ketika itu dikenal dengan baik, dicintai, dan dibanggakan oleh rakyat hingga pelosok tanah air.
Pandangan ideal tentang bangsa dan negara Republik Indonesia, oleh Dr.Ir Soekarno itu dituangkan dalam bentuk rumusan Pancasila. Rumusan itu dijadikan sebagai falsafah dan dasar negara. Setiap saat, kata Pancasila diucapkan agar masuk ke dalam alam pikiran, hati dan alam kesadaran bangsa ini. Melalui Pancasila itu, bangsa yang sebenarnya sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, bahasa daerah, dan juga agama disatukan dalam kehidupan bersama, dan selanjutnya dibangun sebuah bangsa dan negara kesatuan, yaitu bangsa Indonesia.
Sesuatu hal yang menarik dan itulah yang dialami oleh Dr.Ir.Soekarno, bahwa filsafat Pancasila yang dirumuskan itu berbekalkan kecerdasan, kesediaan mendengarkan suara hati rakyat, ketulusan, dan suasana keprihatinan yang mendalam, yang dialami oleh seluruh bangsanya sebagai akibat dari penjajahan yang sedemikian lama dan kejam. Semua itulah akhirnya melahirkan ide dan pikiran besar. Dr. Ir. Soekarno berhasil merumuskannya dalam rumusan yang indah dan kemudian diberi nama Pancasila itu.
Cita-cita, ide, pikiran, dan pandangan Dr.Ir Soekarno tentang gambaran ideal bangsa dan negara yang cukup jelas itu, semestinya selalu ditumbuh-kembangkan. Suatu bangsa akan menjadi besar manakala ada kesediaan untuk menghormati dan menjunjung tinggi para pendahulunya. Salah satu bentuk penghormatan itu adalah adanya kesediaan meneruskan ide-ide besar yang telah dirumuskannya. Pancasila adalah produk seorang yang sangat mencintai bangsanya dan telah berjuang dan mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk meraih cita-citanya itu.
Kiranya bisa dirasakan bahwa ternyata tidak semua pemimpin bangsa memiliki perhatian yang sama terhadap idiologi Pancasila. Padahal idiologi adalah selalu menjadi kekuatan penggerak, pemersatu, cita-cita, dan pemberi arah perjuangan. Dr.Ir Soekarno telah berhasil merumuskan idiologi itu, ialah Pancasila. Sekalipun hanya terdiri atas lima kalimat, tetapi ternyata, Pancasila memiliki kekuatan yang luar biasa, menjadi cita-cita, pandangan hidup, alat pemersatu, dan semangat yang diperlukan oleh bangsa ini. Wallahu a’lam
Sumber: http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3081%3Adrirsoekarno-dan-pancasila&catid=25%3Aartikel-rektor&Itemid=210
Setiap pemimpin lazimnya memiliki pandangan, cita-cita, dan idiologi yang jelas. Konsep itu sekarang disebut dengan visi dan misi. Setiap pemimpin harus memilikinya. Tanpa visi dan misi yang jelas maka pemimpin bagaikan tidak memiliki arah dan orientasi. Selain itu, akibat lainnya, para bawahan atau bahkan rakyat yang dipimpin merasa tidak memiliki sesuatu yang ingin diraih dan atau diperjuangkan. Visi dan misi selain sebagai petunjuk arah perjuangan juga berfungsi sebagai kekuatan penggerak terhadap seluruh komponen yang dipimpinnya.
Pemimpin memerlukan kekuatan untuk menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya dan bahkan memang salah satu fungsi pemimpin adalah menjadi kekuatan penggerak itu. Ada beberapa kekuatan yang bisa digunakan untuk menggerakkan orang. Di antaranya adalah melalui peraturan, kesejahteraan, dan juga ancaman atau hukuman. Namun semua pendekatan itu, jika dikaji secara saksama ternyata membawa resiko. Menggerakkan orang lewat peraturan, ancaman atau hukuman akan melahirkan sikap-sikap formalisme. Demikian pula, lewat pendekatan kesejahteraan akan melahirkan sikap-sikap tamak, korup dan bahkan manipulatif.
Pendekatan lainnya yang justru lebih murah dan melahirkan fanatisme adalah melalui idiologi yang kuat dan jelas. Lewat idiologi akan lahir semangat berjuang dan sekaligus berkorban. Demikian banyak kita saksikan tokoh-tokoh politik berhasil merumuskan idiologi, hingga kemudian dicintai, didukung dan dibela dengan sepenuhnya. Akhirnya lewat idiologi itu masyarakat bergerak, tumbuh, dan berkembang. Idiologi adalah kekuatan penggerak yang luar biasa. Bandingkan dengan pendekatan yang bersifat materialistik, maka akan melahirkan mental dan bahkan budaya korup dan manipulatif.
Presiden Soekarno tidak saja memiliki visi dan misi yang jelas, tetapi adalah lebih dari itu. Proklamator ini memiliki ide, cita-cita, pandangan tentang bangsa dan negara yang akan dibangun secara jelas, dan kemudian didoktrinkan kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu, nama Dr.Ir. Soekarno, benar-benar masuk pada sanubari rakyat. Namanya ketika itu dikenal dengan baik, dicintai, dan dibanggakan oleh rakyat hingga pelosok tanah air.
Pandangan ideal tentang bangsa dan negara Republik Indonesia, oleh Dr.Ir Soekarno itu dituangkan dalam bentuk rumusan Pancasila. Rumusan itu dijadikan sebagai falsafah dan dasar negara. Setiap saat, kata Pancasila diucapkan agar masuk ke dalam alam pikiran, hati dan alam kesadaran bangsa ini. Melalui Pancasila itu, bangsa yang sebenarnya sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, bahasa daerah, dan juga agama disatukan dalam kehidupan bersama, dan selanjutnya dibangun sebuah bangsa dan negara kesatuan, yaitu bangsa Indonesia.
Sesuatu hal yang menarik dan itulah yang dialami oleh Dr.Ir.Soekarno, bahwa filsafat Pancasila yang dirumuskan itu berbekalkan kecerdasan, kesediaan mendengarkan suara hati rakyat, ketulusan, dan suasana keprihatinan yang mendalam, yang dialami oleh seluruh bangsanya sebagai akibat dari penjajahan yang sedemikian lama dan kejam. Semua itulah akhirnya melahirkan ide dan pikiran besar. Dr. Ir. Soekarno berhasil merumuskannya dalam rumusan yang indah dan kemudian diberi nama Pancasila itu.
Cita-cita, ide, pikiran, dan pandangan Dr.Ir Soekarno tentang gambaran ideal bangsa dan negara yang cukup jelas itu, semestinya selalu ditumbuh-kembangkan. Suatu bangsa akan menjadi besar manakala ada kesediaan untuk menghormati dan menjunjung tinggi para pendahulunya. Salah satu bentuk penghormatan itu adalah adanya kesediaan meneruskan ide-ide besar yang telah dirumuskannya. Pancasila adalah produk seorang yang sangat mencintai bangsanya dan telah berjuang dan mengorbankan apa saja yang dimilikinya untuk meraih cita-citanya itu.
Kiranya bisa dirasakan bahwa ternyata tidak semua pemimpin bangsa memiliki perhatian yang sama terhadap idiologi Pancasila. Padahal idiologi adalah selalu menjadi kekuatan penggerak, pemersatu, cita-cita, dan pemberi arah perjuangan. Dr.Ir Soekarno telah berhasil merumuskan idiologi itu, ialah Pancasila. Sekalipun hanya terdiri atas lima kalimat, tetapi ternyata, Pancasila memiliki kekuatan yang luar biasa, menjadi cita-cita, pandangan hidup, alat pemersatu, dan semangat yang diperlukan oleh bangsa ini. Wallahu a’lam
Sumber: http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3081%3Adrirsoekarno-dan-pancasila&catid=25%3Aartikel-rektor&Itemid=210