Kesetaraan Gender vs Keadilan Seksual
i:
Sarinah sepakat ga sm kesetaraan gender
a:
Hmmmmm, kesetaraan gender itu apa y?
i:
Ya kesetaraan antara perempuan dan laki2. Klo aku sih kesetaraan itu brrti sama tdk di bedakan baik lk2 atopun prmpuan
a:
Harus bgd judulnya kesetaraan gender?
i:
nggak jg sih. Cm aku klo diskusi sm cwo2 ska klah di kesetaraan gender
a:
Ya itu krn, kalimat "kesetaraan gender" itu sndiri kita nggak punya konsepsi asli nya. Pasti pake mindset luar indonesia. Pdhal qt dibesarkan (baca: sudah dicekoki) dg mindset keindonesiaan dari kecil. Dan 'keindonesiaan' berarti patriarki (baca: budaya mayoritas di indonesia itu patriarki). Aku lebih suka namanya "keadilan seksual"
i:
kok keadilan seksual? Brrti berbicara sex konteksnya ato gmn
a:
Lha pertanyaan mu sama kayak pertanyaan ku tho, td awal ak juga tanya: kok kesetaraan gender? :)
i:
Ini menurutku yah kalo sex itu berbicaranya nanti arahx ke kodrat sar. Klo gender itu lebih general semua aspek
a:
Yaa, tukan akhirnya muter pertama di devinisi dulu kaaan,, makanya td ak tanya soal kesetaraan gender, baru ak mau jelasin soal keadilan sexual. Karna kalau dari awal nya kita udh ragu, pasti 'diabisin' mau kemana juga, hahahahaha
i:
Nah itu dia sarinah paradigmax kn perempuan ini di bwh pria bgtu kt org. Klo sarinah menyepakati nda kesetaraan gender itu sndri.
a:
Ya kalau pake kata "gender" mau nggak mau kita juga harus pake deh tu cara pikir "perempuan di bawah laki2".. Oke gini deh, sy mulai, nanti kalau saya bilang sudah selesai br di potong yaaaaah? :)
i:
Okeee
a:
1. Sex adalah natural gift, kayak yg sarinah bilang tadi, dia natural. Nature yg membedakan laki2 dan perempuan hanya ada 2: 1. Bahwa laki2 menghamili dan secara genetis soal hormon testosteron, 2 bahwa perempuan dihamili dan secara genetis memiliki hormon perempuan
2. Gender adalah nurture. "Pemberian". Pemberian dari paradigma kehidupan sosial. Fungsi2 laki2 dan perempuan dengan konsepsi gender 'disesuaikan' dengan paradigma sosial ditempat tersebut. Lebih jauh, laki2 dan perempuan dinilai dari fungsi2 sosial yang 'didapat' dari 'pemberian fungsi sosial di lingkungan hidupnya'.
3. Kesetaraan. Sama rata sama rasa. Kalau ada timbangan tradisional, sebelah kanan 5kg, berarti sebelah kiri harus 5kg jg, maka akan menghasilkan kondisi setara, sama itu.
4. Keadilan. Adalah proporsi hak yg didapatkan/ diberikan, sesuai dengan proporsi kewajiban/tanggung jawab yg dipenuhi. Keadilan berarti proporsional. Keadilan dibagi berdasarkan proporsi tanggung jawab.
5. Kedewasaan berpikir. Ini adalah ukuran 'pendukung' yg biasa sy gunakan untuk menentukan tingkatan keadilan itu sendiri. Karna memiliki kedewasaan berpikir akan membantu person menentukan kondisi real dan kondisi 'abstrak' (kondisi abstrak = kondisi yg ada di alam pikiran, hanya sebatas konsep2 berpikir emosional non kalkulatif)
Maka sy lebih suka menyebutnya keadilan seksual. Keadilan yg diberikan kepada manusia (baik laki2 atau perempuan) dengan mempertimbangkan proporsi tanggung jawab. Keadilan yg HANYA akan bertemu dengan 'pengecualian', ketika dipertemukan dg sexual nature antara laki2 dan perempuan. selesai. :) Asli ngebul ni kepala.
i:
Dari beberapa pemaparan sarinah saya sepakat. Benar kalo yg namanya sex dan gender itu berbeda .. Cm yg jd pemahaman saya kalo ngomngin sex itu ya ke jenis kelamin sudah smpai situ . Tp kalo bahas gender itu sifatx general .. Menyangkut aspek sex,kodrat,potensi,dan fungsi dr laki2 dan perempuan itu sendiri. Gimana sarinah
a:
Oke kita pake contoh kasus. Kalau dalam sebuah keluarga, istri bekerja di kantor lalu laki2 menjadi bapak rumah tangga, apa komentar sarinah?
i:
sebenarx jd pengalihan fungsi .. Bapak jd di dapur ibu bekerja .. Tp menurut saya sah sah saja tdk ada yg salah selama keluarga tersebut merasa nyaman dngan porsi terbalik. Gmna sarinah
a:
Nah, oke. Kita pake alur berpikirnya ya.
1. Apa itu keluarga. Menurut sy keluarga adalah tim
2. Apa visi keluarga? Menciptakan generasi baru yg unggul
3. Bagaimana misi unt mencapai visi itu? Ada 2: jaminan atas pendidikan generasi selanjutnya dan jaminan financial.
Nah dalam tim awal ada 2 orang manusia. Siapa diantara 2 ini yg bisa memenuhi kemampuan financial maka dia yg bekerja, sisanya, memenuhi kebutuhan "pendidikan" td.
Dalam konteks contoh kasus, istri yg lebih bisa memenuhi kebutuhan finansial. Maka ya fokus aja istri kerja. Si kebutuhan pendidikan, dikerjakan oleh si suami.
Point nya adalah, keadilan seksual dengan alat bantu kedewasaan berpikir, mengembalikan manusia dalam posisi sebagai seorang manusia. Manusia laki2 dan manusia perempuan tidak harus berhadap2an untuk membicarakan apa yg td sarinah bilang "aspek kodrat, potensi &fungsi". Kedewasaan berpikir akan membuat kita balance antara kondisi real dan kondisi yg telah di prakondisikan oleh konsepsi2. Dengan secara dewasa berpikir soal tantangan atau hal yg perlu dipenuhi sebagai sebuah kebutuhan, cara berpikir keadilan seksual akan membagi peran berdasarkan keadaan real, bukan atas nurture yg disebut "gender, kodrat, potensi dan fungsi".
Karna tiap manusia (baik laki2 atau perempuan) punya potensi yg sama dalam memimpin. Punya kekuatan yg sama dalam merasa (ukuran hati laki2 dan perempuan sama tho?), punya modal yg sama untuk soal logika berpikir (volume otak perempuan dan laki2 sama tho?), tinggal gimana cetakannya aja. Gimana kehidupan sosiologis membentuk dia. Nggak ada yg lebih lemah dan lebih kuat. Dan siapa yg lebih apa itu sendiri nggak perlu diperuncing kalau menurut saya. Karna bagaimana pun ceritanya, perempuan membutuhkan laki2 untuk bisa hamil, laki2 membutuhkan perempuan untuk bisa dilahirkan, :)
#to be continued, si i ketiduran, hahaha, #
By : Aulia Djatnika
13 September 2012, 01:54 am
Sarinah sepakat ga sm kesetaraan gender
a:
Hmmmmm, kesetaraan gender itu apa y?
i:
Ya kesetaraan antara perempuan dan laki2. Klo aku sih kesetaraan itu brrti sama tdk di bedakan baik lk2 atopun prmpuan
a:
Harus bgd judulnya kesetaraan gender?
i:
nggak jg sih. Cm aku klo diskusi sm cwo2 ska klah di kesetaraan gender
a:
Ya itu krn, kalimat "kesetaraan gender" itu sndiri kita nggak punya konsepsi asli nya. Pasti pake mindset luar indonesia. Pdhal qt dibesarkan (baca: sudah dicekoki) dg mindset keindonesiaan dari kecil. Dan 'keindonesiaan' berarti patriarki (baca: budaya mayoritas di indonesia itu patriarki). Aku lebih suka namanya "keadilan seksual"
i:
kok keadilan seksual? Brrti berbicara sex konteksnya ato gmn
a:
Lha pertanyaan mu sama kayak pertanyaan ku tho, td awal ak juga tanya: kok kesetaraan gender? :)
i:
Ini menurutku yah kalo sex itu berbicaranya nanti arahx ke kodrat sar. Klo gender itu lebih general semua aspek
a:
Yaa, tukan akhirnya muter pertama di devinisi dulu kaaan,, makanya td ak tanya soal kesetaraan gender, baru ak mau jelasin soal keadilan sexual. Karna kalau dari awal nya kita udh ragu, pasti 'diabisin' mau kemana juga, hahahahaha
i:
Nah itu dia sarinah paradigmax kn perempuan ini di bwh pria bgtu kt org. Klo sarinah menyepakati nda kesetaraan gender itu sndri.
a:
Ya kalau pake kata "gender" mau nggak mau kita juga harus pake deh tu cara pikir "perempuan di bawah laki2".. Oke gini deh, sy mulai, nanti kalau saya bilang sudah selesai br di potong yaaaaah? :)
i:
Okeee
a:
1. Sex adalah natural gift, kayak yg sarinah bilang tadi, dia natural. Nature yg membedakan laki2 dan perempuan hanya ada 2: 1. Bahwa laki2 menghamili dan secara genetis soal hormon testosteron, 2 bahwa perempuan dihamili dan secara genetis memiliki hormon perempuan
2. Gender adalah nurture. "Pemberian". Pemberian dari paradigma kehidupan sosial. Fungsi2 laki2 dan perempuan dengan konsepsi gender 'disesuaikan' dengan paradigma sosial ditempat tersebut. Lebih jauh, laki2 dan perempuan dinilai dari fungsi2 sosial yang 'didapat' dari 'pemberian fungsi sosial di lingkungan hidupnya'.
3. Kesetaraan. Sama rata sama rasa. Kalau ada timbangan tradisional, sebelah kanan 5kg, berarti sebelah kiri harus 5kg jg, maka akan menghasilkan kondisi setara, sama itu.
4. Keadilan. Adalah proporsi hak yg didapatkan/ diberikan, sesuai dengan proporsi kewajiban/tanggung jawab yg dipenuhi. Keadilan berarti proporsional. Keadilan dibagi berdasarkan proporsi tanggung jawab.
5. Kedewasaan berpikir. Ini adalah ukuran 'pendukung' yg biasa sy gunakan untuk menentukan tingkatan keadilan itu sendiri. Karna memiliki kedewasaan berpikir akan membantu person menentukan kondisi real dan kondisi 'abstrak' (kondisi abstrak = kondisi yg ada di alam pikiran, hanya sebatas konsep2 berpikir emosional non kalkulatif)
Maka sy lebih suka menyebutnya keadilan seksual. Keadilan yg diberikan kepada manusia (baik laki2 atau perempuan) dengan mempertimbangkan proporsi tanggung jawab. Keadilan yg HANYA akan bertemu dengan 'pengecualian', ketika dipertemukan dg sexual nature antara laki2 dan perempuan. selesai. :) Asli ngebul ni kepala.
i:
Dari beberapa pemaparan sarinah saya sepakat. Benar kalo yg namanya sex dan gender itu berbeda .. Cm yg jd pemahaman saya kalo ngomngin sex itu ya ke jenis kelamin sudah smpai situ . Tp kalo bahas gender itu sifatx general .. Menyangkut aspek sex,kodrat,potensi,dan fungsi dr laki2 dan perempuan itu sendiri. Gimana sarinah
a:
Oke kita pake contoh kasus. Kalau dalam sebuah keluarga, istri bekerja di kantor lalu laki2 menjadi bapak rumah tangga, apa komentar sarinah?
i:
sebenarx jd pengalihan fungsi .. Bapak jd di dapur ibu bekerja .. Tp menurut saya sah sah saja tdk ada yg salah selama keluarga tersebut merasa nyaman dngan porsi terbalik. Gmna sarinah
a:
Nah, oke. Kita pake alur berpikirnya ya.
1. Apa itu keluarga. Menurut sy keluarga adalah tim
2. Apa visi keluarga? Menciptakan generasi baru yg unggul
3. Bagaimana misi unt mencapai visi itu? Ada 2: jaminan atas pendidikan generasi selanjutnya dan jaminan financial.
Nah dalam tim awal ada 2 orang manusia. Siapa diantara 2 ini yg bisa memenuhi kemampuan financial maka dia yg bekerja, sisanya, memenuhi kebutuhan "pendidikan" td.
Dalam konteks contoh kasus, istri yg lebih bisa memenuhi kebutuhan finansial. Maka ya fokus aja istri kerja. Si kebutuhan pendidikan, dikerjakan oleh si suami.
Point nya adalah, keadilan seksual dengan alat bantu kedewasaan berpikir, mengembalikan manusia dalam posisi sebagai seorang manusia. Manusia laki2 dan manusia perempuan tidak harus berhadap2an untuk membicarakan apa yg td sarinah bilang "aspek kodrat, potensi &fungsi". Kedewasaan berpikir akan membuat kita balance antara kondisi real dan kondisi yg telah di prakondisikan oleh konsepsi2. Dengan secara dewasa berpikir soal tantangan atau hal yg perlu dipenuhi sebagai sebuah kebutuhan, cara berpikir keadilan seksual akan membagi peran berdasarkan keadaan real, bukan atas nurture yg disebut "gender, kodrat, potensi dan fungsi".
Karna tiap manusia (baik laki2 atau perempuan) punya potensi yg sama dalam memimpin. Punya kekuatan yg sama dalam merasa (ukuran hati laki2 dan perempuan sama tho?), punya modal yg sama untuk soal logika berpikir (volume otak perempuan dan laki2 sama tho?), tinggal gimana cetakannya aja. Gimana kehidupan sosiologis membentuk dia. Nggak ada yg lebih lemah dan lebih kuat. Dan siapa yg lebih apa itu sendiri nggak perlu diperuncing kalau menurut saya. Karna bagaimana pun ceritanya, perempuan membutuhkan laki2 untuk bisa hamil, laki2 membutuhkan perempuan untuk bisa dilahirkan, :)
#to be continued, si i ketiduran, hahaha, #
By : Aulia Djatnika
13 September 2012, 01:54 am